Sombong adalah sikap menganggap besar keadaan dirinya sendiri dan menganggap rendah keadaan orang lain. Penyebab sikap sombong adalah sikap selalu merasa lebih dibandingkan dengan orang lain, baik dalam hal keturunannya, hartanya, ilmunya, ibadahnya dan lain-lain. Tanda-tanda sifat sombong adalah memandang hina atau rendah orang lain dan membayangkan, merasa bangga serta menyukai sanjungan orang lain kepada dirinya.
Terapi untuk mengatasi sikap sombong ini ada dua; terapi secara global dan terapi secara terperinci. Terapi yang bersifat global atau umum juga ada dua, yakni bersifat pengetahuan atau teoritis dan bersifat amaliyah atau praktis. Terapi yang bersifat teoritis adalah dengan cara menadalami dan merenungkan dalil-dalil naqliyah (Al-Qur’an dan Hadits) maupun ‘aqliyah (rasional) yang memaparkan tentang rendahnya sifat sombong tersebut. Sedangkan terapi yang bersifat amaliyah atau praktis adalah dengan cara bergaul dengan orang-orang yang rendah hati dan mengambil pelajaran atas sikap hidup mereka.
Adapun terapi yang bersifat terperinci adalah dengan cara merenungkan tentang betapa hinanya nafsu dan tentang sesuatu yang membuatnya merasa sombong. Jika sesuatu itu berupa harta benda, maka ingatlah bahwa harta benda itu tidak akan bertahan lama, karena akan segera diambil kembali oleh “Pemiliknya yang sejati”. Ketahuilah, bahwa kemuliaan itu hanya bagi orang yang sanggup membebaskan diri dari kekayaannya, dan bukan bagi orang yang sangat tergantung dengan kekayaannya, karena orang yang sangat tergantung dengan kekayaannya, sebenarnya dia adalah orang yang miskin. Jika sesuatu yang membuat dirinya sombong adalah berupa ilmu pengetahuan, maka sadarlah bahwa masih banyak orang lain yang lebih luas ilmunya daripada dirinya. Ilmu yang dimilikinya itu seharusnya bisa mencegah dirinya dari bersikap sombong. Ilmunya harus bisa berfungsi sebagai panduan hidupnya, sehingga jika dia melaksanakan sesuatu dia mengetahui secara pasti kekurangan-kekurangannya.